Ikan mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu ikan harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal. Permasalahan osmoregulasi hewan air tawar berlawanan dengan yang dialami hewan laut. Hewan air tawar secara konstan mengambil air melalui osmosis karena osmolaritas cairan internalnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan osmolaritas sekelilingnya.
Adaptasi organisme terhadap tekanan osmotik terjadi pada ikan salmon dan ikan sidat. Ikan salmon dewasa hidup di laut yang airnya asin, tetapi saat akan bertelur ia berenang menuju hulu sungai yang airnya payau. Larva ikan salmon menetas di sungai. Salmon yang bermigrasi antara air laut dan air tawar bersifat euryhalin. Ketika berada di laut, salmon akan meminum air laut dan mengekskresikan kelebihan garam dari insang. Setelah migrasi ke air tawar, salmon berhenti minum, dan insangnya mulai mengambil garam dari lingkungan yang konsentrasinya tidak pekat, seperti halnya insang ikan-ikan yang menghabiskan hidupnya dalam air tawar. Ikan ini mengeluarkan urin dalam jumlah besar dan sangat encer karena osmolaritas cairan internalnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan osmolaritas di sekelilingnya. Oleh karena itu, ikan ini bersifat anadromus.
Sebaliknya pada ikan sidat, bentuknya persis belut hanya saja dia hidup di air. Bentuk tubuh menyerupai ular, panjang dapat mencapai 50-125 cm, sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor, sisik sangat kecil yang terletak di dalam kulit, kepala lebih panjang dibandingkan jarak antara sirip punggung dengan anal. Sidat mempunyai sifat katadromus yaitu masa menjelang dewasa ikan sidat hidup di air tawar kemudian bermigrasi untuk bertelur atau berkembang biak di air laut. Ikan ini toleran terhadap salinitas, temperatur dan tekanan yang berbeda-beda. Dia akan berkembang biak di laut, bertelur dan menetas, setelah menginjak menetas dan mampu berenang mencari air tawar, sampai dewasa untuk siap memijah lagi. Setelah telur menetas fase "glass ell" masih berada di laut, bentuknya transparan. Setelah wujudnya menyerupai cacing baru dia mencari air tawar. Sama seperti ikan Salmon, ikan sidat juga memiliki toleransi yang besar terhadap salinitas atau disebut euryhalin. Ketika ikan ini bermigrasi ke laut untuk memijah, maka ia harus beradaptasi terhadap salinitas air laut yang tentunya lebih tinggi. Ikan ini merupakan osmoregulator yang kuat yang berfungsi untuk mempertahankan konsentrasi garam internal yang lebih rendah dari konsentrasi garam air laut. Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, untuk mengkompensasi kehilangan air, maka ia melakukan sistem osmoregulasi seperti ikan-ikan air laut, yaitu dengan banyak meminum air laut, lalu memompa keluar kelebihan garam melalui insangnya, serta mengekeskresikan urin dalam jumlah yang relatif sedikit.
Rabu, 29 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar